
Sexenak21 - Pada tahun 2016 saat saya sedang bekerja di sebuah perusahaan IT anggap lah di daerah Jakarta Selatan dan perusahaan ini sudah menyewa rumah dan sudah di jadikan kantor. Selain perusahaanku, rumah tersebut juga disewa oleh dua perusahaan lainnya yang bergerak di bidang jasa. Saat itu aku bekerja sebagai staf administrasi. Perusahaan aku terbilang kecil, hanya memiliki karyawan di bawah sepuluh orang saja.
Kehidupan seksualku sebenarnya normal, aku telah berkeluarga dan memiliki anak berumur satu tahun. Kebahagiaan kami berjalan seperti layaknya sebuah keluarga kecil yang bahagia, tanpa kekurangan satu hal pun.
Hingga suatu saat, perusahaan yang bersebelahan dengan perusahaanku, seorang pegawai yang baru di bidang administrasi. Namanya Voni. Gadis ini berperawakan kecil, namun manis. Berkulit sawo matang dengan mata brillian lentik. Rambutnya agak ikal. voni keturunan arab. Sering aku dengar bahwa pria keturunan Arab memiliki libido yang sangat tinggi. Untuk perempuannya, saya belum pernah mendengar selentingan mengenai perilaku seksnya.
Kehadirannya. Perhatian semua karyawan yang bekerja di sana, tidak hanya karyawan tempat perusahaan Voni berkerja, tapi semua perusahaan yang menyewa tempat tersebut Hal ini sangat mendukung, karena memang perangai Voni sangat ceria, agak centil, dan juga selalu berpakaian mengundang birahi pria manapun yang melihatnya.SahabatQQ
Kadang-kadang Aku dan Voni mencuri pandang, pandangannya tentang sesuatu yang saat itu, aku sendiri tidak bisa menangkap makna yang tersembunyi.
Suatu ketika, kami bertemu di depan pintu masuk. Saat itu pintu masih dalam keadaan terkunci, sehingga kami harus menunggu sampai teman kami yang membawa kunci datang. Dengan agak berpikir, Saya mencoba memberanikan diri menyapanya.
“Voni ya.. Bagaimana.. Kerasan kerja di sini?” pertanyaan yang benar-benar retoris, hanya sebagai ice breaking.
“Lumayan lah..” sambil menyodorkan kue kecil,
“Mau Mas..?”
Aku ambil biskuit mempersembahkannya dan penjualan lebih lancar.
“Dari mana dapat info tentang lowongan pekerjaan di sini?” selidiki.
“Saudara saya kenal dekat dengan pemilik PT, lagipula saya masih dihitung sebagai magang kok. Jam kerja tidak terlalu memaksa, karena saya masih kuliah”, memanfaatkan dengan manis.
Terlihat jelas lesung pipit di pipi sebelah kiri dan lentik bulu matanya.
“Si Mas sombong ya.. Selama tiga bulan saya kerja di sini, belum pernah menegur saya, sedangkan yang lain sudah saya kenal. Setiap saya melihat Mas, pandangan Mas, dingin, seolah tidak menghargai keberadaan saya”
“Ah itu perasaan Voni saja, saya tidak begitu kok, kalau tidak percaya tanya saja sama karyawan yang lain, Saya ini tipenya periang loh..” obralku.
“Tapi nggak apa-apa kok, malahan dinginnya Mas memancing rasa penasaran saya..” timpalnya manja.
“Oh ya Mas, kalau ada waktu tidak bisa tidak Mas membantu saya mengajar komputer Sabtu ini, saya ada dari kantor, namun agak sulit menyelesaikannya, lagian hari libur hari Sabtu..?” undangnya penuh manja.
“Wah.. Belum tentu bisa..” timpal Aku sok menjual mahal, “Nanti lah akan saya bermain,” lalu kami pun bertukar nomor HP.
“Mas.. Jadi nggak ngajarin saya, saya sudah di kantor nih..” tanyanya pada Sabtu itu.
“Wah saya lupa..” photomemek.com pikirku, karena panik langsung saja saya jawab,
“Iya saya dalam perjalanan kok ke sana..”.
Setiba di kantor, Voni telah berada di depan meja komputer. Dengan celana jeans dan baju putih, jenis pakaian favoritnya, jelas mempertontonkan lekuk tubuh sintal dan buah ketat mendekati yang ranum.
Sambil menelan ludah saya hampiri mejanya sambil memulai mengajarkan komputer. Dari samping tampak jelas dua tonjolan di balik baju ketat tersebut, terlebih baju tersebut agak terbuka di bagian atasnya. langsung saja darahku berdesir melihat pemandangan ini.
Baca Juga : Mami Mertua Tergila-gila Dengan Kontol Ku
“Wuih.. Beda banget sama yang dirumah..” pikirku.
Cukup lama aku mengajarinya komputer hingga waktu makan siang tiba. Saat itu saya memberanikan diri menyapanya.
“Kamu nggak lapar?” sambil memegang perutnya, maklum sudah hampir dua jam Aku menahan libido melihat pemandangan menggiurkan. Tanpa dinyana ia menjawab sekenanya.
“Lapar yang mana nih? Yang di perut atau di bawah perut?”
Wah berani juga nih anak.
“Ya dua-duanya dong, terserah kamu mana yang mau diatasi terlebih dahulu, perut atau bawah perut?” kataku kini dengan mengelus pahanya.
“Terserah Mas deh..” tangan menggenggam erat erat.
Tak berapa lama, matanya seolah mengajakku untuk pindah ruangan. Ruang atasannya, yang semula tidak terkunci dibuka sambil menggandeng tangan kami. Aku yang di belakang manut saja, karena memang kami berdua sudah sangat aktif.

Setiba di ruangan tersebut, langsung saja kulumat bibir tipisnya.. Wuih seperti di surga rasanya. Kecupanku dibalasnya mesra dan terasa sekali betapa hangatnya perasaan itu.
Lama bibir kami saling berpagutan. Tak kusangka, ternyata responnya luar biasa. Tanpa terasa tangan kami terus menjelajah mencari arah genggaman yang seolah tidak pernah kami dapatkan. Aku sendiri tidak jauh dari genggamannya yang sintal di balik jeansnya, sambil menggesekkan batangku ke arah vaginanya.
Sambil mendesah Voni terus membalas ciumanku seolah tidak ingin melepaskan. Sementara aku mulai mencoba menelanjanginya. Tangan kananku kucoba untuk melepaskan zipper celana jeans Voni dan juga celanaku. Kudengar keras desahannya ketika alat kelamin kami saling bertemu, meskipun masih terhalang oleh CD masing-masing.
Tak lama aku mengikatkan celana jeans kami masing-masing dan dengan cepat. Voni menurunkan celana jeansnya, demikian juga Aku. Kulucuti celanaku dan juga T-Shirt yang menutupi badanku. Masih mengenakan CD dan baju ketatnya, Voni langsung kembali melumat bibirku, sementara tangan kananku mulai aktif mencoba menyusup ke dalam CDnya. Dengan cepat Voni memegang tangan kananku sambil memegang kepalanya. Dengan kecewa kutarik kami dari balik CDnya, meskipun sempat terasa bulu-bulu halus yang telah membasah karena rangsangan yang ada.
Setelah gagal menembus CD, saya mencoba memasukkan tangan ke dalam BHnya, kali ini Voni tidak menolaknya, malah melenguh laksana sapi saja. Tanpa terasa ternyata, Voni telah meremas penisku sementara tangan kirinya di sebelah kanan leherku. Tampak sekali Voni merasakan setiap remasanku dan remasannya di penis. Setiap kudenyutkan penisku, setiap kali pula Voni melenguh, ditambah lagi ketika kuremas buah mendekati dan kupelintir putingnya.
Tak tahan dengan permainan kami, tiba-tiba Voni melenguh dengan agak ditahan.
“Wah.. Cepat juga ‘dapat’nya nih anak..” pikirku, sambil terus kuremas dan kuhisap puting dan buah mendahului.Agen Domino99
Setelah merasakan orgasme pertama, Voni kemudian menghadapku sambil melepaskan atasannya. Praktis kini dia hanya memakai CD saja. Sambil langsung langsung menurunkan CD Crocodile ku.
Dengan mantap dijilatnya kepala penisku sambil meremas batang dan mengelus buah pelirku. Pelan tapi pasti Voni memainkan penisku dengan tiga unsur; tangan, mulut dan lidah. Kombinasi gerakan, kocokan dan kulumannya sungguh luar biasa. Kembali kurasakan perbedaan ketika Aku menjamah istriku yang selalu ingin konvensional saja.
Tak kuasa aku menahan gempurannya, kuangkat kepalanya dan kini ia kembali sejajar denganku. Kulumat mesra kembali sambil berbisik.
“Boleh ya..?” mencoba dan mencoba masuk ke dalam CDnya untuk kedua kalinya.
Baca Juga : Nikmatya Ngentot Ibu Muda Tetangga Ku
Kali ini ia tidak menjawab dan hanya mengangguk. Dengan senang kutelusuri bagian sensitif di bawah perut tersebut. Terasa bulu-bulu halusnya yang telah basah sejak permainan tangan kami pertama. Ketika tangan kananku masuk, tangan kiriku dengan perlahan menurunkan CDnya.
Kini kami telah berhadapan dengan telanjang. Mulai kugesek-gesekkan penisku di depan vaginanya. Desahan kudengar dari sini, kali ini sambil kulirik ke sekitar ruangan untuk bersandar, sampai akhirnya kutemukan meja agak besar dan sambil mendorong tubuh ke arah meja tersebut.
Setelah bersandar, Voni langsung merebahkan tubuhnya di meja tersebut dan langsung tampak jelas kulit mulusnya dengan dua gundukan di atas serta baris ‘semut hitam’ di bagian bawah. Tahi lalat di samping kiri perutnya menambah sensasi rangsangan yang ada.
“Ayo cepat Mas..” ajaknya menontonlamunanku sambil mencoba meraih penisku untuk diarahkan ke liang vaginanya.
Tanpa menunggu waktu lama, langsung saja kucoba membenamkan penisku ke liang vaginanya. Wuih, susah dan sempit sekali.
“Pelan-pelan Mas..” ucapnya lirih.
Dengan perlahan, kucoba membenamkan penisku ke dalam vaginanya. Masuk, kemudian keluar dan kembali masuk, demikian beberapa kali, untuk memberikan ruang yang cukup agar penisku bisa dengan leluasa masuk ke dalam lubang surgawi tersebut. Sampai akhirnya, berhasil juga kubenamkan penisku itu.
“Alhamdulillah..”
“Ach.. Ehm..”
Seperti bersahutan bunyi penetrasi penisku dengan desahannya. Semakin lama kupacu penetrasiku di dalam vaginanya, sementara kedua tanganku meremas payudaranya dan kuarahkan untuk memegang pantatnya yang seksi.
Sepuluh menit kemudian, kembalilah Voni melenguh ketika mendapatkan orgasmenya yang kedua siang itu. Selang beberapa lama, Voni bergerak, berbalik membelakangiku. Kutahu maksudnya, sambil dituntunnya, penisku kumasukkan ke dalam vaginanya dan kamipun memulai ‘aksi’ doggy style.
Sungguh besar libido Voni yang keturunan Arab ini, terbukti gerakannya seperti membabi buta ketika dia membelakangiku. Sampai rasa sakit mengikuti gerakan cepat dan rotasi yang berputar. Benar-benar pengalaman seks yang luar biasa.
Sambil menggoyang-goyangkan pantatnya, mencobanya untuk meraih zakarku dari arah bawah, kadang tanpa disadarinya, dipencetnya zakarku, sampai aku menangis. Sementara aku, tetap memacunya dari belakang dan kedua menggenggam buah tangan yang ranum tersebut. Cukup lama kami dalam posisi tersebut, sampai akhirnya terasa penisku agak berkejut ingin memuntahkan lahar sperma yang hangatnya.
Sambil terbata-bata kutanya dia, mau dikeluarkan di mana? Dengan cepat dia cabut penetrasi doggy style dan langsung menghadapku. Diraihnya penisku dan digenggamnya dengan penuh nafsu. Sambil menjilati kepala penisku. Kemudian langsung dikocok-kocoknya penisku dan dikulumnya ketika penisku dirasakan mulai berdenyut.
Dan.. Tumpahlah semua lahar sperma yang ada dalam penisku. Dengan seksama, ditelannya limpahan spermaku, meskipun masih ada juga bagian yang tercecer di yang tipis. Ceceran di saat dijilatinya dengan lidahnya sekan tidak rela membuang percuma lelehan sperma dari penisku. Aksinya ditutup dengan sisa-sisa sperma di kepalaku.
Sambil tersenyum, kami berdua menuntaskan birahi kami dengan sebuah kecupan mesra yang panjang. Kami tahu, bahwa ini adalah yang terakhir yang kami lakukan. Sambil terengah-engah Voni berucap mesra.
“Makasih ya Mas.. next bisa lagi kan?”
Dengan tersenyum penuh arti, tentu saja sebagai lelaki normal, aku anggukkan sadar mengiyakan..
Setelah kejadian itu, kami sering melakukannya, malahan kami sering melakukan sepulang kerja di ruanganku, di ruang tamu bahkan di WC. Namun kini kami tidak berhubungan lagi. aku kehilangan kontak dengannya. Terakhir yang aku tahu, dia akan menikah dan tinggal di daerah Tangerang.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar