Cerita Dewasa Nafsu Seks Yang Tertampung - Sex enak enak

Minggu, 26 Juni 2022

Cerita Dewasa Nafsu Seks Yang Tertampung

 


Sexenak21 - Pada saat itu saya sedang membaca buku di kamar dan pada saat itu juga Naya keluar dari kamar mandi dan membasuh badan nya dengan handuk yang dia pakai, dan dia sebelum tidur selalu menyempatkan diri untuk cuci muka, kamar tidur kami memang dilengkapi dengan kamar madni dalam dan TV, sehingga kami bisa tidur sambil tiduran, saat ini Naya sedang bermasalah disampingku dan dia mau memejamkan mata untuk tidur.

“Mm..?”SahabatQQ

Naya membuka matanya. Lalu ia duduk dan melihat. Kemudian ia tersenyum manis. Woow.. burungku semakin mengeras. Naya mendekat ke gambar. Tangannya yang lembut menyentuh hati. Jantungku kamu cepat. Kurangkul tubuhnya yang mungil dan hangat. Terasa nyaman sekali. Naya mencium pipiku. “Cup..!”

“Tidur yang nyenyak yaa..” katanya perlahan.

Lalu ia kembali dan memejamkan matanya. Tidur! Nah lho? Sial benar. Cuma begitu saja? Aku terbengong beberapa saat.

“Naya! Faayy..!” aku mengguncang-guncangkan tubuhnya.

“Umm.. udah maleem.. Naya ngantuk niih..”

Kalau sudah begitu, percuma saja. Dia tidak akan bangun. Padahal aku sedang birahi tinggi dan butuh pernyaluran. Si “ujang” masih tegang dan penasaran minta jatah.

ini Naya. Sebagai istri, dia hampir sempurna. Wajah dan fisiknya enak dilihat, sifatnya baik dan menarik. perhatiannya cukup pada kebutuhanku sehari-hari. Hanya saja, kalau di tempat tidur dia sangat “hemat”.

Nafsuku terbilang tinggi. Sedangkan Naya, entah kenapa (menurutku) hampir tidak punya nafsu seks. Tidak heran meskipun sudah lebih setahun kami menikah, sampai saat ini kami belum punya anak. Untuk pelampiasan, aku kadang selingkuh dengan wanita lain. Naya tidak tahu. Tapi dia tidak terlalu mempermasalahkannya.

Nafsuku sulit ditahan. Rasanya ingin kupaksa saja Naya untuk melayaniku. Tapi melihat wajah yang sedang pulas, aku jadi tidak tega. Kuciumrambutnya. Akhirnya kuputuskan untuk tidur sambil memeluk Naya. Siapa tahu dalam mimpi, Naya mau memuaskanku? Hehehe..

Esoknya saat jam istirahat kantor, aku makan siang di Citraland Mall. Tidak disangka, disana aku bertemu dengan Ami, sahabatku dan Naya semasa kuliah terlebih dahulu. Kulihat Ami bersama seorang wanita yang mirip dengannya. Seingatku, Ami tidak punya adik. Ternyata setelah kami diperkenalkan, wanita itu adalah adik sepupu Ami. Fita namanya. Heranjuga aku, kok saudara sepupu bisa semirip itu ya? Pendek kata, akhirnya kami makan satu meja.

Sambil makan, kami. Ternyata Fita seperti juga Ami, tipe yang mudah akrab dengan orang baru. Terbukti dia tidak merasa canggung denganku. Ketika saya bertanya tentang Joe (suami Ami, sahabatku semasa kuliah), Ami bilang bahwa Joe sedang pergi ke Surabaya sekitar dua minggu lalu untuk suatu keperluan.

“Paling juga disana dia main cewek!” begitu komentar Ami. Aku hanya manggut-manggut saja. Aku kenal baik dengan Joe, dan bukan halyang aneh kalau Joe ada main dengan wanita lain disana. Saat Fita izin untuk ke toilet, Ami langsung bertanya kepada. “Van, loe ama Naya gimana?”

“Baek. Kenapa?”

“Dari dulu loe itu kan juga terkenal suka main cewek. Kok bisa ya akur ama Naya?” Aku diam saja.

Aku dan Naya memang lumayan akur. Tapi di ranjang yang jelas ada masalah. Kalau dituruti nafsuku, pasti setiap hari aku minta jatah dari Naya. Tapi kalau Naya dituruti, paling hebat sebulan dijatah empat atau lima kali!

Itu juga harus main paksa. Seingatku pernah terjadi dalam sebulan aku hanya dua kali dijatah Naya. Jelas saja aku selingkuh! Mana tahan?

“Kok diem, Van?” pertanyaan Ami membuyarkan lamunanku.

“Tidak kok..”

“Loe lagi punya masalah ya?”

“Nggaak..”

“Jujur aja deh..” Ami mendesak.

Kulirik Ami. Wuih, nafsuku muncul. Aku jadi saat pesta di rumah Joe. Karena nafsuku sudah sampai ke ubun-ubun, maka akal sehatku pun hilang.

“Cerita doong..!” Ami kembali mendesak.

“Mi.., loe mau pesta “assoy” lagi nggak?” aku mulai. Ami kaget.

“Eh? Loe jangan macem-macem ya Van!” kecam Ami. Aduh.., sepertinya dia marah.

“Maaf! Maaf! Gue nggak serius.. sorry yaa..” aku sedikit panik.

Tiba-tiba Ami tertawa kecil.

“Keliatannya loe emang punya masalah deh.. Oke, nanti sore kita ketemu lagi di sini ya? Gue juga di rumah nggak ada kerjaan.”

Saat itu Fita kembali dari toilet. Kami melanjutkan sebentar, setelah itu aku kembali ke kantor.

Jam 5 sore aku pulang kantor, dan langsung menuju tempat yang mengenalkan. Sekitar sepuluh menit aku menunggu sebelum akhirnya telepon genggamku! Dari Ami, menanyakan dimana aku berada. Setelahbertemu, Ami langsung mengajakku naik ke mobilnya. Mobilku kutinggalkan disana. Di jalan Ami langsung menanyaiku tanpa basa-basi.

“Van, loe lagi butuh seks ya?”

Aku kaget juga ditanya seperti itu. “Maksud loe?”

“Loe nggak usah malu ama gue. Emangnya Naya kenapa?”

Aku menghela nafas. Akhirnya kuputuskan untuk mengeluarkan uneg-unegku.

“Mi.. Naya itu susah banget.. dia bener-bener pelit kalo soal begitu. Loe bayangin aja, gue selalu nafsu kalo ngeliat dia. Tapi dia hampir nggak pernah ngerespon. Kan nafsu gue numpuk? Gue butuh enyaluran dong!

Untung kecil, jadi kadang-kadang gue paksa dia.”

Ami tertawa. “Maksudnya loe perkosa dia ya? Lucu deh, masa istri sendiri diperkosa sih?”

“Dia nggak marah kok. Lagi gue perkosanya nggak kasar.”

“Mana ada perkosa nggak kasar?” Ami tertawa lagi. “Dan kalo dia nggak marah, perkosa aja dia tiap hari.”

“Kasian juga kalo diperkosa tiap hari. Gue nggak tega kalo begitu..”

“Jadi kalo sekali-sekali tega ya?”

“Yah.. namanya juga kepepet.. Udah deh.. nggak usah ngomongin Naya lagi ya?”

“Oke.. kita juga hampir sampe nih..”

Aku heran. Ternyata Ami menuju ke sebuah apartemen di Jakarta Barat. Dari tadi saya tidak menyadarinya.

“Mi, apartemen siapa nih?”

“Apartemennya Fita. Pokoknya kita masuk dulu deh..”

Fita menyambut kami berdua. Setelah itu aku menunggu di sebuah kursi, sementara Fita dan Ami masuk ke kamar. Tidak lama kemudian Ami memanggilku dari balik pintu kamar tersebut. Dan ketika aku masuk, si

“ujang” langsung terbangun, sebab penampakan Ami dan Fita tidak memakai pakaian sama sekali. Mataku tidak berkedip melihat pemandangan hebat itu. Dua wanita yang cantik yang wajahnya mirip sedang bertelanjang bulat di depanku. Mimpi apa aku?

“Kok bengong Van? Katanya loe lagi butuh? Ayo sini..!” panggil ami lembut.

Aku menurut bagai dihipnotis. Fita duduk bersimpuh di tempat tidur.

“Ayo masalah disini, Mas Ivan.”

Aku terletak di ranjang yang berbantalkan paha Fita. Kulihat dari sudut pandangku, kedua bagian bawah payudara Fita yang menggantungkan. Ukurannya lumayan juga. Fita langsung melucuti pakaian atasku, sementara Ami melucuti pakaianku bagian bawah, sampai akhirnya aku benar-benar telanjang. Batang kualitasku mengacung keras menandakan nafsuku yang bergolak.

“Gue pijat dulu yaa..” kata Ami.

Kemudian Ami menjepit videoku dengan kedua payudaranya yang montok itu. Ohh.., kurasakan pijatan daging lembut itu pada musikku. Rasanya benar-benar nyaman. Kulihat Ami tersenyum kepadaku. Aku hanya mengamati bagaimana kedua payudara Ami yang sedang digunakan untuk memijit batang penisku.

“Enak kan, Van?” Ami bertanya.

Aku mengangguk. “Enak banget. Lembut..”

Fita meraih dan membimbing kedua tangan saya dengan tangan untuk mengenggam payudaranya. Dia bebas, sehingga kedua payudaranyamenggantung di depan.“Van, perah susu gue ya?” pintanya nakal. Aku dengan senang hati melakukannya. Kuperah kedua susunya seperti memerah susu sapi, sehingga Fita merintih-rintih.

SahabatQQ: Agen DominoQQ Agen Domino99 dan Poker Online Aman dan Terpercaya


“Ahh.. awww.. akh.. terus.. Van.. ahh.. ahh..” Payudara Fita terasa legit dan kenyal. Aku merasa seperti raja yangdilayani dua wanita cantik. Akhirnya Ami pijatan spesialnya. Berganti tangan kanannya menggenggam pangkal si “ujang”.

“Dulu diwaktu pesta di rumah gue, kontol loe belum ngerasain lidah gue ya?” kata Ami, dan kemudian dengan cepat lidahnya menjulur menjilat si “ujang” tepat di bagian bawah lubangnya.

Saya langsung merinding keenakan dibuatnya. Dan beberapa detik kemudian kurasakan hangat, lembut, dan basah pada batangku. Si “ujang” telah berada di dalam mulut Ami, tengah disedot dan dimainkan dengan lidahnya. Tidak hanya itu, Ami juga ingin mengemut telur kembarku sehingga menimbulkan rasa ngilu yang nikmat. Sedotan mulut Ami benar-benar membuatku terbuai, apalagi ketika ia menyedot-nyedot ujungku dengan kuat. Enaknya tidak terlukiskan. Sampai kurasakan alat kelaminku berdenyut-denyut, untuk memuntahkan sperma.

“Mi.. gue.. udah mau.. ke.. luar..”

Ami semakin intens mengulum dan menyedot, sehingga akhirnya sayamenyemprotkan sperma berkali-kali ke dalam mulut Ami. Lemas badankudibuatnya. Tanganku yang beraksi pada payudara Fita pun akhirnya berhenti. Ami terus mengulum dan menyedot videoku, sehinggamenimbulkan rasa ngilu yang sangat sangat. Aku tidak tahan dibuatnya.

“Aahh.. Ami.. udahan dulu dong..!”

“Kok cepet banget keluar?” ledeknya.

“Uaah.., gue kelewat nafsu sih.. maklum dong, selama ini ditahan terus.” aku membela diri.

“Oke deh, kita istirahat sebentar lagi.”

Ami lalu menindih tubuhku. Payudaranya seperti menekan dadaku, begitu kenyal rasanya. Nafasnya hangat menerpa. Fita mengambil posisi diselangkanganku, menjilati kebiasaanku. Gairahku perlahan-lahan bangkit kembali. Kuraba-raba artis Ami hingga akhirnya aku menemukan daging kenikmatannya. Kucubit pelan sehingga Ami mendesah perlahan. Kugunakan jari jempol dan telunjukku untuk memainkan daging tersebut, sementara jari manisku kugunakan untuk mengorek liang sanggamanya. Desahan Ami semakin terdengar jelas. Kemaluannya terasa begitu basah. Sementara itu Fita terus saja menjilati kecanduanku. Tidak hanya itu, Fita mengosok-gosok mulut dan leher si “ujang”, sehingga sekali lagi bulu kudukku merinding menahan nikmat.

Kali ini aku merasa lebih siap untuk tempur, sehingga langsung saja aku membalik posisi tubuhku, menindih Ami sekarang jadi telentang. Dan langsung kusodok lubang sanggamanya dengan batangku. Ami mendesis pendek, lalu menghela nafasnya. Seluruh batang tubuhku terbenam ke dalam rahim Ami. Aku mulai mengocok maju mundur. Ami merangkulkan tangannya padanya. Fita yang menganggur melakukan matsurbasi sambil mengamati kami berdua yang sedang bersatu dalam kenikmatan bersetubuh. Ami mengeluarkan jeritan-jeritan kecil, sampai akhirnya berteriak saat mencapai puncak kenikmatannya, berbeda denganku yang lebih kuat setelah sebelumnya mencapai orgasme.

Kucabut batang videoku dari vagina Ami, dan langsung kuraih tubuh Fita. Untuk mengistirahatkan si “ujang”, aku menggunakan jari-jariku untuk mengobok-obok vagina Fita. Kugosok-gosok klitorisnya sehingga Fita mengerang keras. Kujilati dan kugigit lembut sekujur payudaranya, kanandan kiri. Fita meremas rambutku, nafasnya terengah-engah dan memburu. Setelah kurasakan cukupkan Fita, aku menyediakan untuk hidangan utama.

Fita sudah siap untuk menerima seranganku, dan langsung mengambil doggy style. Vaginanya yang melingkar bulu-bulu keriting Nampak basah kuyup. Kumasukkan videoku ke dalam liang kenikmatannya dengan pelan tapi pasti. Fita merintih-rintih keras saat proses penetrasi berlangsung. Setelah masuk ke seluruh penisku, nikmati beberapa saat untuk menikmati kehangatan yang diberikan oleh jepitan vagina Fita.Hangat sekali, lebih hangat dari milik Ami. Setelah itu kumulai menyodok Fita maju mundur.

Fita memang menyediakan sekali! Saat kami melakukan sanggama, teriakan-teriakan terdengar kencang. Tapi aku suka juga we.Kedua payudaranya bergelantungan bergerak pembohong seiring dengan gerakan kami. Kupikir sayang kalau tidak dimanfaatkan, maka kuraih saja kedua danging kenyal tersebut dan langsung kuremas-remas sepuasnya. Nafsuku semakin memuncak, sehingga sodokanku semakin kupercepat, membuat Fita semakin keras mengeluarkan suara. “Aaahh.. Aaahh.. Gue keluaar.. Aaah..” teriak Fita dengan lantang.

Fita terkulai lemas, sementara aku terus menyetubuhinya. Beberapa saat kemudian saya merasa mulai mendekati puncak kepuasan.

“Fit.. gue mau keluar nih..”

Fita langsung melepaskannya dari videoku, dan langsung mengulum videoku sehingga akhirnya aku memuntahkan spermaku di dalam mulut Fita, yang ditelan oleh Fita sampai habis.

Aku masalah, capek. Nikmat dan puas sekali rasanya. Ami masalah di sisiku. Payudaranya terasa lembut dan hangat menyentuh lengan kananku.Fita masih membersihkan batangku dengan mulutku.

“Gimana Van? Puas?” Ami bertanya.

“Puas banget deh.. Otak gue ringan banget rasanya.”

“Gue mandi dulu ya?” Cocok untuk berbicara kami. Lalu ia menuju kamar mandi.

“Gue begini juga karena gue lagi pengen kok. Joe udah dua minggu pergi. Nggak tau baliknya kapan.” Ami menjelaskan.

“Tidak masalah kok. Gue juga emang butuh lagi sih. Lain kali juga aku tidak keberatan.”

“Huss! Sembarangan loe. Gue selingkuh cuma sekali-sekali aja, Cuma pengen balas dendam ama Joe. Dia suka selingkuh juga sih! Beda kasusnya ama loe!”

Aku diam saja. Ami bangkit dari ranjang tidur dan mengingatkanku.

“Udah hampir setengah delapan malem tuh. Nanti naya bingung lho!”

Aku jadi tersadar. Cepat-cepat kukenakan pakaianku, tanpa mandi terlebih dahulu. Setelah berpamitan dengan Fita, Ami mengantarku kembali ke Citraland. Disana kami berpisah, dan aku kembali ke rumah dengan mobilku. Di rumah, tentu saja Naya menanyakan darimana saja aku sampai malam belum pulang. Kujawab saja aku habis makan malam bersama teman.Agen Domino99

“Yaa.. padahal Naya udah siapin makan malem.” Naya terlihat kecewa. Sebenarnya aku belum makan malam. Aku lapar.

“Ya udah, Ivan makan lagi aja deh.. tapi Ivan mau mandi dulu.” Kataku sambil mencium dahinya.

Naya terlihat bingung, tapi tidak berkata apa-apa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar